Perayaan Hari Museum Internasional (HMI) usai sudah. Lantas apa selanjutnya? Selanjutnya tentu pembenahan, perbaikan, peningkatan dalam banyak hal. Dalam diskusi yang digelar di Museum Bank Indonesia bertepatan dengan HMI, 18 Mei, Ishadi SK memberi contoh Museum Marmottan, Paris, yang pada 1986 dirampok.

Sembilan lukisan bernilai 12,5 juta US Dolar lenyap. Perlu lima tahun sebelum akhirnya lukisan tak ternilai karya Claude Monet dan Pierre-Auguste Renoir itu kembali ke Marmottan, meski hanya delapan lukisan yang kembali.

Dalam arsip The New York Times tahun 1990, Warta Kota menemukan berita penemuan lukisan tersebut. Lukisan-lukisan itu ditemukan di Corsica. Salah satu lukisan yang dicuri itu adalah maha karya Monet, “Impression, Sunrise”, lukisan dari tahun 1872.

Kondisi lukisan saat ditemukan, sudah rusak. Untungnya masih bisa diperbaiki. Arnaud d’Hauterives, kurator Museum Marmottan kala itu menyatakan, lukisan Monet rusak karena masalah lembap sementara lukisan Monet lain, “Field of Tulips in Holland “ tersayat benda tajam.

Perancis mendapat kecaman dan kririk keras dari dunia karena dinilai tak memperhatikan sistem keamanan. Pasalnya, pencurian koleksi maha karya seringkali terjadi di museum negeri Charles de Gaulle ini. Tapi ringkasnya, setelah penantian sepanjang lima tahun, Museum Marmottan kemudian malah menjadi naik daun, jadi buah bibir dan jumlah pengunjung pun meningkat.

Tentu dengan peningkatan dan tata letak yang dibikin khusus. Inti dari kisah tersebut tak lain bahwa dengan penanganan yang kreatif sebuah museum yang diterpa kritik kemudian menuai kekaguman.

Ishadi SK, Komisaris Trans Corp, juga memberi contoh lain yang intinya adalah apakah museum bisa menjadi tempat hiburan terintegrasi. Jadi museum tak hanya museum tapi juga menjadi tempat hiburan, life style, belanja suvenir, dan tentu saja sarana pendidikan.

Untuk sampai pada satu tempat terintegrasi tadi, tentu diperlukan strategi yang juga terintegrasi, “Tidak sektoral, harus dilakukan persiapan sumber daya manusia, berpikir out of the box, kreatif, dan inovatif,” imbuhnya, museum di Jakarta berkembang secara sendiri-sendiri. Baik museum milik pemerintah pusat, daerah, korporasi dan individu.

Menjadi kreatif, berpikir kreatif adalah satu hal yang terus dituntut agar bisa meraih loyalitas tiga stakeholders, yaitu customers, people, dan share holders, demikian Ishadi meminjam pernyataan Hermawan Kertajaya. Tak ketinggalan, tentu saja, urusan komunikasi massal.

Dunia maya menjadi kunci utama komunikasi di zaman “new media” ini. Sebut saja you tube, twitter, facebook, plurk, dll menjadi potensi untuk meraih khalayak global, demikian penjelasan Ishadi. Sebuah kampung besar bernama dunia kini makin terasa.

“Indonesia berpotensi besar melakkukan kampanye, promosi, dan ajakan lewat mass self communication (salah satunya lewat blogging – Red). Tapi akan lebih efektif jika menggunakan ketiga format komunikasi yaitu interpersonal, mass communication, dan mass self communication,” tandas Ishadi. Tapi bagaimanapun sebenarnya, inti dari semua itu adalah kreativitas.

Dalam kesempatan berbeda Intan Mardiana, Direktur Museum Nasional, mengatakan, museum di Indonesia jauh lebih kaya. “Tapi kenapa kita kalah dari Singapura, Malaysia. Singapura tidak punya apa. Itu karena kita kalah di bidang pemasaran, promosi, dan publikasi,” ucapnya.

Ia juga mengakui, pemahaman para pemangku kepentingan di Indonesia tentang pentingnya museum, sangat kurang. Demikian pula dengan mereka yang bertugas di museum. “Mereka asal meletakkan barang, mengumpulkan barang, tapi tidak tahu bagaimana memelihara, merestorasi benda, dan bagaimana pelayanan museum untuk pengunjung.

Semua ini harus diubah dalam liam tahun. Tentu tidak mudah. Tapi kita berusaha, setidaknya 80 museum milik pemerintah bisa berubah,” Intan menambahkan, urusan dana dan anggaran juga harus berubah, jangan lagi urusan museum diletakkan di urutan ke sekian karena ini sangat terkait dengan pendidikan.

0 komentar:

Posting Komentar

About this blog

About Me

Foto Saya
Bagus Alfiyanto
Mahasiswa yang ga mau repot
Lihat profil lengkapku

Followers

Powered By Blogger

Archive blog

Blog Archive