V Class Female Forum : “Jika 3 Wanita Kuat Indonesia Bertemu”
"Potensi kaum perempuan Indonesia yang berkarir dapat lebih tinggi dari pria, dimana wanita jaman sekarang dituntut mampu melaksanakan pekerjaan yang multi-tasking, lebih luwes dan kreatif, pun wanita memiliki kekuatan intuisi untuk mengambil suatu keputusan atau kesempatan demi keberlangsungan organisasi atau perusahaan"
Kali pertama pada 25 April seminar yang bertema Survival Guide for Working Woman di hotel Ritz Carlton, One Pacific Place, Jakarta, adalah Menteri Perdagangan Ibu Marie Elka Pangestu, Senior Deputy Gubernur Bank Indonesia Ibu Miranda Gultom dan Betti Alisjahbana CEO dan Pendiri QB Creative, 3 sosok wanita yang telah membuktikan dirinya pada dunia profesional baik sebagai pengusaha maupun profesional sukses membagikan kiat sukses membantu wanita dalam mengembangkan karirnya.
Pada putaran pertama dari rangkaian seminar V Class Female Forum yang dipandu host Andy F. Noya ini, akan hadir 6 kali di Jakarta dan 4 kali di Surabaya. Seminar ini merupakan wadah bagi para wanita karir untuk mendapatkan networking yang luas dan berinteraksi dengan sesama wanita karir yang lain serta memperoleh kesempatan untuk mengupas berbagai masalah aktual, menginspirasi, memperoleh gagasan hidup yang seimbang dan melakukan perubahan untuk kehidupan yang lebih baik.
"Proses Learning & Sharing sebagai jembatan komunikasi"
Dalam proses pengembangan diri pada wanita yang berkarir, ada beberapa point penting yang disampaikan Miranda Gultom. "Agar tercipta sebuah keharmonisan dari berbagai pihak untuk mencapai tujuan organisasi dan perusahaan, masing-masing individu harus saling learning dan sharing. Saling take and give, saling transfer knowledge", tandas Miranda Gultom.
Lalu bagaimana bila nantinya akan timbul kekhawatiran bahwa ilmu yang kita berikan kepada orang lain dapat mengancam posisi kita?
Miranda mencontohkan bahwa dalam sebuah organisasi untuk mencapai kondisi yang solid, bermutu dan berbobot dibutuhkan proses take and give. "Apalah artinya sebuah pengetahuan atau ilmu, jika kita menjadi pribadi apatis, yang tidak ingin membagi ilmu, yang ingin memperkaya diri sendiri, yang mungkin suatu saat timbul rasa kekhawatiran akan terancam posisinya bila ia memberikan pengetahuan kepada orang lain. Pribadi yang ingin maju sendiri, tidak akan memberi kontribusi positif bagi lingkungan perusahaan, pun tidak akan menjadikan dirinya profesional", ungkap Miranda.
Dalam proses learning dan sharing, ada jembatan untuk saling bertukar informasi baik tentang hal-hal pribadi maupun pekerjaan. Informasi personal penting untuk memahami karakter, pola pikir sampai dengan ketertarikan seseorang akan suatu habit atau hobi. Informasi tentang pekerjaan penting dimana masing-masing berusaha memahami pola pikir dan pola kerja yang notabenenya adalah berbeda tiap karakter, dengan tujuan akhir mencapai goal positif dan mendukung kegiatan perusahaan.
Tambahnya, di era keterbukaan saat ini di mana kesetaraan gender menjadi sangat penting, tak ada karakteristik pembeda antara potensi pria dan wanita untuk maju dan mencapai jenjang yang lebih tinggi. Semua sama, selama bertumpu pada jalur profesional dan sumber daya yang qualified ditinjau dari segi knowledge dan ability nya.
Saat disinggung mengenai kualitas pekerja Indonesia dengan pekerja asing, Miranda menekankan sekali lagi bahwa - sama halnya dengan kesetaraan gender - semua memiliki potensi dan kompetensi yang sama untuk maju, hanya saja kendala bahasa menjadi penghalang utama. Ambisi juga penting. Banyak orang mengkonotasikan ambisi sebagai sesuatu yang negatif, sebenarnya tidak. Ambisi adalah sumbu kita untuk maju dan mencapai impian dan cita-cita.
"Intuisi sebagai kekuatan wanita yang tidak dimiliki kaum pria"
Saat dituntut semua serba cepat, saat pekerjaan membutuhkan tingkat keakuratan dan keberhasilan tinggi, seringkali tantangan, penugasan dan pengembangan karir yang membutuhkan tanggung jawab tinggi lebih banyak diserahkan kepada kaum pria. Memang, manajemen bertujuan baik, sudah memikirkan berbagai keterbatasan antara pria dan wanita. Namun, patut disayangkan apabila dalam sebuah organisasi yang mana terdapat wanita-wanita tangguh dan memiliki kompetensi tinggi harus kehilangan kesempatan meraih sebuah pencapaian signifikan untuk mendongkrak karirnya.
Betti Alisjahbana, yang akrab dipanggil Betti, sebagai wanita yang mewakili kaum profesional mencurahkan sedikit banyak perjalanan dan pengalamannya untuk mencapai puncak karir menjadi CEO IBM Indonesia.
Betti menambahkan bahwa wanita jaman sekarang bisa lebih sukses dalam berkarir dikarenakan wanita lebih luwes dan lebih kreatif. Betti sangat bersyukur bahwa suami dan anak-anaknya sangat mendukung karirnya dan sangat pengertian. "Komunikasi yang baik, itu kuncinya!" , tukas Betti dengan semangat dan senyumnya yang hangat.
Satu hal yang cukup menyedot perhatian para peserta seminar, saat Betti menambahkan bahwa faktor intuisi sangat penting dalam mengambil sebuah keputusan. Saat data-data belum seluruhnya terkumpul tetapi harus memutuskan kemana arah dan tujuan yang hendak dicapai, saat kita dituntut dapat membaca situasi dan kecenderungan/trend, faktor intuisi menjadi sangat krusial.
Memang kompetensi, ability dan kecerdasan profesional penting, namun insting bisnis tidak dapat dilupakan. Lihat bagaimana gencarnya lembaga-lembaga researcher, forum-forum dialog, peer group, seminar-seminar mengangkat tema-tema intuisi seperti bagaiman membangun kecerdasan emosional, ESP, dan lainnya. Dan, wanita seharusnya berbangga hati, karena dikaruniai kelebihan mengorganisasikan intuisi.
Ketika disinggung atas motivasinya mendirikan QB Creative, Betti menambahkan keinginan mulianya menjadi angel investor dan industri kreatif merupakan bisnis yang cocok untuk lingkungan Indonesia. Selain modal yang dikeluarkan tidak terlalu besar, kegiatan bertumpu pada kecerdasan dan kreativitas, roda penggeraknya adalah kaum muda yang dinamis dan pro aktif terhadap perubahan.
Di akhir uraiannya, Betti menambahkan bahwa kecintaan pada pekerjaan akan menghasilkan kinerja yang lebih baik. Ide kreativitas akan keluar dan memperkaya khasanah mind set kita.
" Wanita Memiliki Tingkat Korupsi Lebih Rendah"
Menarik sekali highlight dari uraian Ibu Menteri Perdagangan Kita - Ibu Marie Elka Pangestu- bahwa wanita memiliki tingkat korupsi lebih rendah ketimbang kaum pria. Kemampuan multi tasking, peran ganda dan kemampuan me manage suatu kondisi membuat wanita kritis dan profesional terhadap hal-hal detail sebuah tujuan organisasi.
Selain itu, Ibu Marie menuturkan bahwa ada hal-hal penting agar tidak salah langkah dalam mengambil keputusan.
Yang pertama, mengetahui kemampuan sendiri. Dari proses self-reflection, kita mengetahui apa-apa yang menjadi kekuatan dan sumber opportunity serta titik-titik dari diri kita yang menjadi hambatan dan tantangan.
Yang kedua, mengevaluasi ketidakmampuan bersaing. Kredibilitas tenaga kerja Indonesia di negara sendiri cukup memprihatinkan. Dimana, di negara sendiri pun banyak pengambil keputusan penting dalam perusahaan atau organisasi masih dipegang oleh kaum pria, atau untuk jenis perusahaan berskala besar dan global, orang - orang expatriat/asing. Marie Elka Pangestu memberikan salut kepada Betti Alisjahbana karena dia adalah sosok perempuan pertama di Indonesia yang menjabat sebagai CEO di perusahaan berskala asing sekaliber IBM.
Seperti ditandaskan Miranda Gultom, Marie Elka Pangestu sepakat bahwa faktor bahasa dan latar belakang pendidikan karyawan perlu mendapat sorotan untuk menciptakan sumber daya manusia yang kompeten.
Yang ketiga, identifikasikan dan justifikasi kemampuan sendiri. Setelah mengetahui sisi yang menjadi kelebihan dan kekurangan, maka lakukanlah justifikasi. Sikap yang terbuka atau openminded dan kekuatan jaringan/networking memegang peran penting didalamnya.
Marie menyimpulkan never felt guilty, tentukan prioritas hidup. Terkadang kita gagal. Kemampuan untuk bangkit dan terus maju akan menjadikan kita perempuan profesional yang lebih baik.
0 komentar:
Posting Komentar